Medan  

KKP Diminta Evaluasi Kinerja PSDKP Belawan

RADARINDO.co.id – Belawan : Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) diminta evaluasi kinerja pihak Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) di Gabion Pelabuhan Perikanan Belawan.

Baca juga : Kejatisu Periksa Direktur PDAM Tirtanadi Terkait Dugaan Korupsi Rp 73,2 Miliar

Pasalnya, PSDKP Gabion Pelabuhan Perikanan Belawan yang bergerak dibidang pengawasan alat tangkap ikan serta menindak kapal-kapal yang melanggar aturan, diduga ada main dengan para pengusaha kapal yang memiliki alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti trawll dan pukat teri lingkung.

Dari pantauan, Jum’at (04/8/2023), tampak puluhan jenis kapal trawll dan pukat teri lingkung bebas beroperasi sekaligus bongkar muat ikan laut di dermaga Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan.

Ironisnya, aktivitas diduga ilegal yang telah berlangsung hingga puluhan tahun itu, tidak tersentuh hukum. Padahal, kapal ikan trawll alias pukat harimau dan pukat teri lingkung itu mengakibatkan kerusaan sarang-sarang ikan di dasar laut.

“Pukat trawll sangat merusak biota laut dan terumbu karang di dasar laut. Sedangkan pukat teri lingkung dapat merusak bibit ikan yang ada di laut. Sehingga hal itu menyebabkan penghasilan kami sebagai nelayan tradisional akan turun drastis,” ucap salah seorang nelayan tradisional bernama Iwan.

Baca juga : Pemko Padangsidimpuan Luncurkan Bantuan Pangan Pengentasan Keluarga Rawan Stunting

Iwan meminta agar Kementrian Kelautan dan Perikanan mengevaluasi kinerja PSDKP Pelabuhan Perikanan Belawan. Selain itu, juga diminta menindak serta memberantas kapal ikan trawll alias pukat harimau dan pukat teri lingkung.

Beberapa waktu lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah melihat kondisi di Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan. Dalam peninjauan itu, Sakti Wahyu Trenggono menilai bahwa pelabuhan tersebut terkesan bau dan semrawut. Sementara, Kepala Stasiun Pengawasan SDKP Belawan saat akan dikonfirmasi terkait aktivas kapal trawll dan pukat teri lingkung ataupun kapal “siluman” yang bebas beroperasi di Gabion Belawan, enggan ditemui. (KRO/RD/Ganden)