Menteri Pertanian Bongkar Dugaan Korupsi Rp40 Triliun di Kementan

33

RADARINDO.co.id – Jakarta : Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, membongkar dugaan korupsi di level pejabat Kementerian Pertanian (Kementan), yang merugikan negara hingga Rp40 triliun.

Dalam program Kick Andy, Minggu (8/12/2024) lalu, Amran Sulaiman menginginkan Kementerian Pertanian benar-benar fokus dalam kesejahteraan petani Indonesia untuk menuju swasembada pangan.

Baca juga: Usut Dugaan Penyalahgunaan Keuangan PDAM Tirta Kualo

Bahkan, Amran Sulaiman mengaku menangkap sendiri para pejabat korup dilingkungan Kementerian Pertanian. Amran mengisahkan, dirinya membongkar jajarannya yang merugikan negara mencapai Rp 40 triliun.

Seperti halnya saat panen raya jagung, malah oknum Kementerian Pertanian mengeluarkan izin import. Akhirnya harga hancur dan petani yang menjerit. Dengan sikap tegas, Amran langsung bertindak dan memecat para oknum petinggi Kementan tersebut. Sikap tegas Amran Sulaiman tersebut, didukung penuh Presiden Prabowo Subianto.

Dalam program tersebut, Amran menceritakan bagaimana dirinya bisa menemukan pejabat korup dilingkungan Kementerian Pertanian. “Ini menarik, kami lagi produksi jagung waktu itu, lagi peak season, panen puncak tiba-tiba impor masuk itu nilainya 6 trilliun. Kami langsung cek di Surabaya waktu itu, kami ketemu Dirjen, kami tanya Pak Dirjen kenapa ada impor? dan dijawab biasanya memang begitu,” ungkap Amran.

Jawaban Dirjen itu lantas membuat Amran menggelengkan kepala tanda tak percaya, bagaimana bisa kesejahteraan rakyat digadaikan dengan kebiasaan yang sebenarnya harus dihapuskan. “Tahu nggak kamu membunuh rakyat Indonesia, petani jagung kita, katakanlah 10 juta atau 20 juta petani ini pasti langsung bangkrut seketika,” damprat Amran waktu itu.

Dengan adanya impor yang dikatakan sang Dirjen, “biasanya memang seperti itu”, Amran mengkalkulasi bahwa kerugian petani jagung Indonesia bisa mencapai hingga Rp40 trilliun.

Baca juga: Dua Pemuda Terlibat Duel Saat Mabuk, 1 Tewas

Saat itu juga Amran mengubah prosedur impor dan berusaha untuk bertemu dengan pihak terkait sendirian. Amran mengatakan bahwa ia tidak mau bersama ajudan maupun sopir saat menjalankan misi khusus, karena sekalipun orang kepercayaan mereka bisa menjadi sumber dari kebocoran informasi negara.

Ia sengaja pura-pura meminta “jatah” hasil impor untuk menangkap secara langsung siapa saja pejabat terkait yang tega memakan uang rakyat. Amran bahkan merekam percakapannya dengan “oknum” tersebut sebagai bukti untuk memecat para oknum koruptor di lingkungan Kementerian Pertanian. (KRO/RD/Trb)