RADARINDO.co.id – Jakarta : Sebuah video di Instagram yang memperlihatkan seorang perempuan menangis setelah memasuki taksi online, viral. Dalam video, perempuan tersebut mengaku menjadi korban pelecehan seksual saat turun di stasiun.
Penumpang wanita itu mengaku dilecehkan oleh pria yang tiba-tiba menyiramkan sperma ke celananya. Dalam kondisi syok, korban menceritakan kejadian tak senonoh yang baru saja dialaminya kepada pengemudi taksi online.
Baca juga: Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Pantai Sumenep Bikin Geger
Sambil menangis, korban mengaku telah dilecehkan oleh seorang pria saat berada di eskalator stasiun. Pria tersebut diduga menumpahkan cairan sperma ke bagian belakang celananya.
Pengemudi taksi online yang mendengar cerita tersebut pun tampak terkejut dan menyayangkan aksi pelaku. Korban mengaku melaporkan kejadian itu kepada petugas setempat dan meminta agar dilakukan pengecekan CCTV.
“Terus aku tadi bilang sama pihak dari KAI, katanya kalau mau putar CCTV harus ke Stasiun Juanda. Aduh, aku pusing banget, aku pengen nangis,” kata perempuan tersebut sambil menahan tangis, dikutip, Senin (07/4/2025).
Warganet mendesak pihak berwenang untuk segera mengusut kasus ini dan meningkatkan keamanan di area stasiun demi kenyamanan pengguna transportasi umum.
Terkait video viral tersebut, pihak KAI Commuter angkat bicara. Menurut Manager Humas KCI, Leza Arlan, pihaknya telah mengantongi identitas terduga pelaku.
Leza Arlan menjelaskan bahwa laporan terkait insiden tersebut langsung ditindaklanjuti dengan penelusuran melalui Sistem CCTV Analytic. “Laporan tersebut segera ditindaklanjuti dengan penelusuran Sistem CCTV Analytic untuk melacak terduga pelaku,” kata Leza dalam siaran pers.
Baca juga: Pembangunan Rumah Eks Pejuang Timtim Sarat Korupsi, Ribuan Unit Rusak Parah
Leza menyebut, identitas pelaku kini telah dimasukkan ke dalam sistem untuk memberikan notifikasi kepada petugas jika pelaku kembali memasuki area stasiun.
Selain itu, KAI Commuter juga berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk melanjutkan proses hukum lebihlanjut, sehingga kedepannya hal serupa tidak terjadi. (KRO/RD/Komp)