RADARINDO.co.id-Deli Serdang: Pendiri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ayatul Mubarok, KH Munawir menunjukkan sikap kurang simpatik kepada wartawan saat dikonfirmasi pada Peresmian Pondok Pesantrennya yang berada di Pasar II Dusun 5 Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, Kamis (3/11/2022) pagi.
KH. Munawir ketika ditemui wartawan usai acara peresmian tersebut hanya menerima wartawan sambil berdiri dan tanpa sedikit pun ada basa basi mempersilahkan wartawan duduk ataupun masuk.
Baca juga : DPMPPTSP Labusel Launching Aplikasi Si-LaMTU
“Udah dulu ya saya masih ada keperluan lain”, ujar KH. Munawir dengan mimik gerak tubuh terkesan sedang terburu-buru dan lalu pergi meninggalkan wartawan.
Sebelumnya Munawir sempat menjawab konfirmasi terkait jumlah santri dan masa operasional pesantrennya. Dimana ia mengatakan bahwa jumlah santrinya ada sebanyak 100 orang dan Pesantrennya sudah beroperasi selama 2 tahun.
Serta diakuinya bahwa dirinya sangat merasa bangga atas peresmian Pesantren miliknya yang dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, H. Musa Rajekshah.
Ada beberapa hal lain sebenarnya yang ingin coba dikonfirmasi wartawan kepadanya terkait dengan keberadaan Pondok Pesantren binaannya tersebut, seperti mengenai perizinan, sumber biaya operasional dan status Pesantren serta hal-hal lainnya.
Seperti pantauan media ini pada Kamis pagi kemarin, Wakil Gubernur Sumatera Utara H. Musa Rajekshah menghadiri acara Maulid Nabi Besar Muhammad SAW sekaligus meresmikan Pondok PesantrenTahfidzul Qur’an Ayatul Mubarok.
Turut hadir dalam acara itu seperti, Ketua MUI Deli Serdang Amir Panatagama, Camat Labuhan Deli Edy Siregar SSTP.MAP, KA.KUA diwakili Agus Salim, Kepala Desa Pematang Johar Sudarman SPD, Ketua BPD Buchori Muslim, Kadus dan perangkat Desa Pematang Johar,.
Juga hadir para jamaah seperti, Jamaah Medan Belawan, Jamaah Medan Labuhan, Jamaah Medan Marelan, Jamaah Kecamatan Labuhan Deli, dan Ketua BKPRMI Sumut Syafrizal, serta Ketua Pengajian Al Hidayah kota Medan Hj.Nazla Chairani SH.
Dalam pidato KH.Munawir seperti yang dikutip dari pers relis pada acara peresmian itu mengatakan, “Berawal dari kumpulan jamaah pengajian demi untuk meneruskan cita cita dan perjuangan umat, tercetus untuk mendirikan pondok pesantren, dan rencana tersebut disambut baik. Kemudian terkumpul dana awal dari patungan sebesar Rp.13 juta pada tanggal 1 Januari 2020 mendirikan pondok pesantren dan alhamdulillah berjalan secara bertahap dan pada hari ini akan diresmikan”.
Sementara sambutan Wakil Gubsu H.Musa Rajekshah mengatakan berterimakasih kepada pak Munawir yang mendirikan pesantren untuk anak anak menimbah ilmu agama. Penting bagi kita pendidikan agama penting untuk kehidupan di akhirat dengan bekal ilmu agama untuk meningkatkan Iman guna menghadapi kehidupan di dunia ini yang penuh dengan tantangan kehidupan.
Sekolah-sekolah Tahfizd sampai sekarang belum memiliki standard sampai batas mana anak-anak penghafal Qur’an memang betul-betul tepat sesuai dengan ayat suci Alquran.
H. Musa Rajekshah akan berkordinasi dengan seluruh sekolah Tahfizd Quran untuk dapat menentukan standart penghafal quran dan ini akan menjadi tugas dari pemerintah. Terimakasih kepada pendiri PonPes yang membantu pemerintah dalam mendidik anak anak bangsa.
Sementara itu di tempat terpisah, jamaah Mesjid Al Falah Dusun VI Rawa Badak yang lokasi Mesjidnya tak jauh dari Pesantren KH. Munawir mengatakan bahwa mereka selaku tetangga pesantren tak diundang pada acara peresmian tersebut, “Kami gak diundang jadi kami gak tau acara itu”, ujar seorang jamaah didampingi jamaah lainnya usai melaksanakan sholat Dzuhur di mesjid itu.
Baca juga : PT KPBN Unit Belawan Dituding Cemari Lingkungan, Begini Sikap Kacab
Jamaah juga mengatakan bahwa uang sekolah di Pesantren Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ayatul Mubarok sangat mahal, “Warga disini banyak yang gak mau menyekolahkan anaknya disitu karena uang sekolahnya mahal kali”, ujar jamaah yang tidak diketahui namanya.
Lalu jamaah lainnya menimpali bahwa sosok KH sudah jarang mengisi ceramah di Mesjid Al Falah.
“Tadinya dia yang selalu mengisi ceramah di Mesjid ini. Tapi entah mungkin bayarannya kurang memadai disini lalu ia jarang masuk dan malah mengutus orang lain menggantikan dia. Dia sekarang ceramah disini cuma 2 kali setahun. Kami juga jarang teguran kalau jumpa di jalan”, ujarnya.
Selain KH. Munawir, sikap kurang simpatik juga dipertontonkan oleh Camat Labuhan Deli Edy Siregar SSTP.MAP dan Kepala Desa Pematang Johar Sudarman SPD. Dimana kedua Pejabat Publik itu usai acara peresmian terkesan enggan dikonfirmasi. Saat didekati untuk konfirmasi, keduanya berjalan terburu-buru menuju mobil. (KRO/RD/Ganden)