Pj Bupati Batu Bara Jadi Narasumber Bincang Kebudayaan

20

RADARINDO.co.id – Batu Bara : Besarnya kepedulian Penjabat (Pj) Bupati Batu Bara, Nizhamul, S.E, M.M, terhadap warisan bangunan sejarah Istana Niat Lima Laras di Kabupaten Batu Bara, menghantarkannya sebagai narasumber bincang kebudayaan di Radio Universitas Muhammdiyah Sumatera Utara (UMSU) 91.6 Fm, Medan, Rabu (05/06/2024).

Baca juga : PTPN IV PalmCo Regional 1 Latih  30 Mitra Binaan

Adapun tema bincang kebudayaan yakni “Cagar Budaya dan Warisan Budaya”, yang mana juga menghadirkan narasumber lain yaitu Rektor UMSU Prof. Dato’ Mahesa Mukti Dr. Agussani, MAP.

Dalam dialognya, Pj. Bupati Batu Bara Nizhamul menjelaskan alasannya melestarikan Istana Niat Lima Laras adalah untuk memperkukuh jati diri daerah dan kesatuan bangsa. Karena Istana Niat Lima Laras merupakan simbol kebesaran masyarakat Melayu pesisir Kabupaten Batu Bara. Ia juga mengatakan pentingnya menjaga eksistensi warisan sejarah supaya generasi-generasi muda dapat menikmati peninggalan-peninggalan kebudayaan warisan Melayu di Kabupaten Batu Bara.

“Hal ini juga diperkuat dengan adanya dukungan dan persetujuan dari ahli waris Zuriyat Lima Laras dan besarnya potensi ekonomi yang didapat oleh Pemkab maupun masyarakat jika Istana Niat Lima Laras menjadi cagar budaya dan menjadi destinasi wisata,” ungkap Pj. Bupati Nizhamul.

Baca juga : Bupati Tapsel Sampaikan Pencapaian Target Penurunan Stunting

Pj. Bupati Nizhamul mengungkap bahwa ada beberapa upaya strategis untuk mengembalikan kondisi Istana Niat Lima Laras yaitu dengan menetapkannya sebagai cagar budaya Kabupaten Batu Bara.

“Kemudian menyusun program revitalisasi atau menyempurnakan kembali bangunan Istana Niat Lima Laras kembali seperti bentuk aslinya. Kami juga mengusulkan ke pemerintah pusat melalui Kemendikbud untuk mendapatkan bantuan anggaran revitalisasi. Kemudian mengalokasikan anggaran berasal dari APBD 2024 serta membuka peluang pihak swasta untuk turut berpartisipasi,” ungkapnya.

Sementara itu Rektor UMSU Prof. Dato’ Mahesa Mukti Dr. Agussani, MAP menjelaskan bahwa warisan sejarah dan budaya memang harus lebih banyak diperhatikan. Hal tersebut bertujuan untuk mewariskan sejarah kepada generasi muda. (KRO/RD/DHASAM)