Prabowo Diingatkan Sumut Peringkat 1 Pengguna Narkoba di Indonesia

190

RADARINDO.co.id – Medan : Masyarakat Indonesia menaruh harapan besar, terhadap Presiden Prabowo, untuk menindak tegas penyalahguna serta memberantas peredaran narkoba, salah satunya jenis sabu-sabu (SS) di Kota Medan khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya. Dimana, para bandar SS secara bebas dan terangan-terangan melakoni bisnis haramnya, bahkan nekat menjual racun saraf tersebut ditengah pemukiman masyarakat.

Tentu saja, hal tersebut menjadi pertanyaan masyarakat. Pasalnya, bagaimana bisa para pengedar narkoba khususnya jenis sabu, berani dan nekat secara terang-terangan menjajahkan barang haram tersebut. Apa memang ini ada skenario politik untuk menghancurkan generasi muda.

Baca juga: Kado Manis Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Prabowo Naikan Gaji Guru

“Karena didepan mata saya sendiri mereka jual beli, kalau bapak tidak percaya coba saja tanya saja sama masyarakat sini pasti mereka tahu kok. Bahkan ada beberapa oknum polisi yang sengaja ikut menjaga-jaga mirip jadi backing Bandar Narkoba,” ujar sumber RADARINDO, Jum’at (29/11/2024) sore.

Penjualan narkoba secara terang-terangan terjadi di hampir 51 kecamatan se-Kota Medan. Ironisnya, sepertinya tidak ada tindakan dari pihak Kepolisian untuk melakukan penangkapan terhadap bandarnya. Minimnya penindakan dari aparat penegak hukum, menunjukan gagalnya Aparat Penegak Hukum menyelamatkan generasi muda dan umat.

Melansir ucapan dari Kepala BNNP Sumut, Brigjen Pol Toga Habinsaran, pengguna narkoba di wilayahnya menduduki posisi pertama di Indonesia. “Ada 1 juta lebih (pengguna narkoba) di Sumut. Sumatera Utara ini ranking satu terbesar di Indonesia jumlah penggunanya, itu yang menjadi perhatian bapak Presiden,” ujar Toga beberapa aktu lalu seperti dilansir dari kompas.com.

Toga mengatakan, memang setiap tahunnya BNN bersama Polda Sumut banyak mengungkap banyak kasus besar, terkait penyelundupan narkoba. Baik bandar, kurir, hingga oknum aparat yang membekingi.

“Dalam satu tahun saja, menangkap puluhan orang yang membawa ratusan kilogram sabu. Itu baru BNN aja kita, belum lagi Polda, itu mungkin ratusan orang ditangkap dan berton-ton sabu atau ribuan kg sabu disita, tapi nggak abis-abis narkoba itu,” kata Toga.

Menurut Toga, pemberantasan narkoba bukan melulu penindakan di hulu persoalan, yakni pengedar narkoba saja. Hilir dari persoalan ini yaitu rehabilitasi pengguna narkoba juga wajib menjadi perhatian serius.

“Hilirnya itu korban penyalahguna, itu penting juga untuk kita rehabilitasi, diobati. Selama ini mereka kan dibiarkan saja, ini kadang-kadang menjadi persoalan dan mereka ini yang menyumbang angka kriminal. Jadi kalau mereka pulih semua, tidak pakai narkoba lagi, seberapapun masuk narkoba, nggak ada yang beli,” ungkap Toga.

Salah seorang warga Medan Denai, Andre Mustafa Siregar kepada RADARINDO mengakui kegagalan Aparat Penegak Hukum, sekaligus runtuhnya wibawa petugas karena sarang narkoba secara terang-terangan dijual didepan umum.

“Kami sebagai orangtua disini tidak tau lagi mau bilang apa. Sindikat penjualan narkoba oleh para Bandar penjual sabu-sabu (SS) terangan-terangan. Bahkan celakanya lagi, para geng motor telah dijadikan sales untuk mengedarkan barang haram,” kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Dia mengaku tidak tahu lagi bagaimana mencegah para penjual narkoba yang terangan-terangan, dan kebanyakan berkedok anggota ormas. Tapi prilaku mereka sudah sungguh jahat membunuh orang satu per satu dan menjadi manusia jahat dan nakal serta sesat karena sudah jauh dari ajaran agama.

Baca juga: KPK Dalami Kasus Dugaan Suap Sahbirin, Sekda Kalsel Diperiksa

Oleh karena itu, ia meminta agar Presiden Prabowo segera memerintahkan Kapolda Sumut, Kapolresta Medan maupun Kepala BNN Sumatera Utara, dengan tegas memberantas serta jangan membiarkan transaksi SS seperti menjual rokok.

Hingga berita ini dilansir, Kapolda Sumatera Utara dan Kapolresta Medan belum dapat dimintai keterangan. Sumatera Utara menjadi peringakat nomor 1 pengguna narkoba di Indonesia, sungguh mengenaskan.

Tidak tertutup kemungkinan generasi muda dan umat yang cerdas bakal punah akibat narkoba. Serta kejahatan di Kota Medan bakal meningkat dan semakin sadis. (KRO/RD/IWAN)