RADARINDO.co.id – Jatim : Proyek pembangunan pelindung tebing Sungai Bengawan Solo senilai Rp40 miliar di Desa Lebaksari, Bojonegoro, Jawa Timur, kembali rusak usai diterjang banjir.
Pada Desember 2024 lalu, mega proyek tersebut sempat menjadi sorotan. Pihak kontraktor pelaksana dibuat bekerja ekstra untuk melakukan perbaikan. Namun, banjir kembali datang. Kondisinya justru makin memburuk.
Baca juga: Polisi Berhasil Tangkap Pembunuh Bos Sembako di Bekasi
Proyek menunjukkan kerusakan serius. Belasan meter tiang pancang tampak roboh dan sebagian bahkan sudah ambruk menjorok ke arah sungai.
Sementara itu, dua unit alat berat jenis eksavator terlihat sibuk bekerja membuka akses untuk pemasangan pancang pelindung. Terlihat juga dua crane disiagakan namun belum tampak digunakan.
Salah seorang warga Desa Lebaksari berinisial NA menyebut, pengerjaan perbaikan proyek yang dijalankan oleh PT Indopenta Bumi Permai tersebut sempat tidak tersentuh lantaran sungai bengawan solo meluap. Aktivitas pengerjaan baru dilakukan beberapa hari terakhir pasca banjir surut.
“Setelah beberapa kali banjir, kondisinya tambah parah. Tapi sampai sekarang begitulah kondisinya, belum ada perbaikan yang benar-benar dilakukan, hanya 2 alat berat yang bekerja,” ujar NA, melansir kompas, Senin (02/6/2025).
Sementara, Juru Bicara PT Indopenta Bumi Permai, Ardhiyana, mengakui bahwa saat ini proyek masih dalam tahap persiapan pembuatan dudukan untuk pemasangan tiang pancang.
Menurutnya, ada penyesuaian desain terhadap pengerjaan konstruksi berdasarkan rekomendasi teknis dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai konsultan.
“Ada perubahan desain, tapi tidak signifikan. Semuanya sesuai dengan rekomendasi teknis dari ITS. Rencana Anggaran Biaya (RAB) juga tetap seperti semula,” jelas Ardhiyana.
Baca juga: Eks Dirjen Kemnaker Kembali Dipanggil Kasus Izin TKA
Hingga kini, pihak kontraktor masih menunggu turunnya rekomendasi teknis (rekomtek) dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
“Kami masih menunggu rekomtek dari BBWS. Banjir yang terjadi juga menyulitkan pelaksanaan. Bahkan bronjong yang sudah terpasang harus kami evakuasi agar tidak terbawa arus,” terangnya. (KRO/RD/Komp)