RADARINDO.co.id – Medan : Geliat pariwisata dunia kini bangkit lagi setelah beberapa tahun belakangan porak poranda dihantam “Badai Covid 19”. Pelaku industri pariwisata seperti Taiwan dan Vietnam pun baru-baru ini mengadakan Table Top di Hotel Grand Mercure dengan pelaku industri pariwisata dalam negeri khususnya Kota Medan. Tujuannya untuk promosi dan kerjasama agar wisatawan Indonesia mau melancong ke kedua negara tersebut.
Salah satu konsep yang dipromosikan adalah wisata halal. Seperti kita ketahui 2 negara tersebut mayoritas non Muslim. Artinya, tujuan mereka berpromosi agar para wisatawan tak ada rasa was-was dan nyaman selama berkunjung ke negara tersebut.
Baca juga: Pengerukan Alur Pelindo “Bocor” Rp66,1 Miliar
Seiring perkembangan global, sektor pariwisata dengan berbagai konsep kearifan lokal serta budayanya, Pangururan di Kabupaten Samosir, hadir berbenah menuju industri wisata yang modern. Dikaruniai alam indah, adat istiadat yang dijaga turun temurun dan pembinaan yang baik, menjadikan Samosir sebagai tujuan wisata utama, bahkan kini menjadi salah satu tujuan wisata kelas dunia.
Kota Pangururan yang menjadi ibukota Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, berbenah menuju kota pariwisata yang modern. Pasalnya, sebagai kabupaten yang baru tumbuh dari pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, tidak mungkin hanya mengandalkan komoditas dari pertanian belaka dalam membangun Kabupaten Samosir yang maju, apalagi industri manufaktur, jelas tidak mungkin. Sektor industri pariwisata yang ramah adalah upaya yang harus digenjot habis untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kini RM Muslim Jayaro, hadir melengkapi khasanah kuliner bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Samosir sekitarnya. Rumah makan yang beralamat di Jalan Nahum Situmorang, Desa Pardomuan 1, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir ini sudah hadir selama 2 tahun.
Rumah makan yang dikelola Mbak Wiwik (35) beserta suaminya ini menyajikan sarapan pagi berupa lontong dan nasi campur. Sementara untuk makan siang ada nasi beserta aneka lauk pauknya, mie goreng, nasi goreng, teh manis panas/dingin, susu, milo, kopi dan aneka jus.
Saat ditemui, Mbak Wiwik pun membeberkan suka dukanya selama menggeluti usahanya. “Sukanya saat hari libur dan hari besar pengunjungnya sangat ramai, tapi saat hari biasa pengunjungnya biasa-biasa aja,” tutur ibu 3 orang putra ini.
Saat disinggung tentang kenangan indah saat buka usaha di Pangururan Mbak Wiwik mengatakan mengaku ditempat dia tinggal cukup aman. “Disini aman, tenteram dan orang-orang dilingkungan kami sangat ramah juga baik-baik,” terangnya.
Dari amatan, cukup ramai pengunjung yang mampir ke RM Muslim Jayaro untuk menikmati berbagai menu yang disajikan di rumah makan tersebut. Kondisi yang padat mengharuskan sisi pelayanan yang cepat disaat para pengunjung sudah lapar dan letih, setelah menempuh perjalanan yang jauh.
Baca juga: Kalapas Kelas IIB Sambut Kunjungan Kapolres Padangsidimpuan
“Hari biasa hanya ada satu pelayan. Kalau hari besar atau hari libur anak-anak ikut membantu, kadang ambil pekerja frelance. Untuk kokinya saya sendiri yang menanganinya, karena memang hobi saya memasak,” ungkapnya.
Untuk urusan harga lanjutnya, cukup terjangkau dan tidak bakal bikin kantong robek, yakni mulai Rp13 ribu saja. “Soal harga standart. Indomie Goreng kami banderol Rp13 ribu. Kami tak membedakan para pengunjung yang jauh dengan penduduk disini,” jelas Mbak Wiwik, sembari menyarankan untuk mengajak rekan maupun keluarga untuk singgah ke tempat usahanya. (KRO/RD/Budi S)