Selain Korban, Oknum TNI Pembunuh Jurnalis di Banjarbaru Punya “Sephia”

16

RADARINDO.co.id – Banjarbaru : – Oknum prajurit TNI AL, Kelasi Satu Jumran, menjalani sidang perdana kasus pembunuhan terhadap jurnalis wanita asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Jumran yang didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap pacarnya seorang jurnalis wanita asal Banjarbaru, bernama Juwita, ternyata mempunyai wanita lain yang merupakan “kekasih gelap alias sephia”. Kekasih Jumran yang lain diketahui tinggal di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Oditurat Militer (Odmil) III-15 Banjarmasin, Letkol CHK Sunandi, mengungkapkan bukti tersebut saat membacakan surat dakwaan dalam sidang perdana di Pengadilan Militer (Dilmil) I-06 Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Senin (05/5/2025).

Baca juga: 8 Tahun Buron Kasus Korupsi Rp2 Miliar, Eks Teller Bank BUMN Ditangkap

“Sebelum terdakwa berhubungan badan dengan korban, korban sempat menolak karena mengetahui terdakwa mempunyai kekasih di Sulawesi, demikian isi percakapan terdakwa dan korban di suatu tempat di Banjarbaru, kisaran periode November-Desember 2024,” kata Sunandi saat membacakan surat dakwaan.

Dalam surat dakwaan, dijelaskan bahwa Jumran dan korban pertama kali bertemu di suatu kafe di Banjarbaru. Jumran yang memakai nama samaran Andi lalu berkomunikasi intens dengan korban setelah bertukar nomor telepon.

Pertengahan November 2024, terdakwa Jumran mengajak korban bertemu lagi di Banjarbaru untuk membahas hubungan yang dianggap terdakwa sebagai hubungan spesial.

Saat hendak memacari korban, Jumran masih menjalin hubungan dengan dengan wanita di Sultra. Beberapa hari kemudian, Jumran kembali menghubungi korban untuk diajak jalan-jalan dan mengajak berhubungan badan.

Korban bertanya apakah Jumran akan bertanggungjawab jika dirinya hamil. Terdakwa mengaku siap bertanggungjawab dan meminta korban tak ragu.

Beberapa waktu kemudian, korban dan terdakwa Jumran bertemu lagi. Korban meminta terdakwa memilih dirinya atau wanita yang berada di Sultra.

Jumran mengatakan lebih memilih pacarnya, tetapi dia meminta agar hubungan spesial dengan korban tetap diteruskan karena menurutnya jodoh tidak ada yang tahu. Setelah terjadi perdebatan, lalu terdakwa Jumran meninggalkan korban di kamar hotel.

Setelah peristiwa itu, keluarga korban mengetahui kronologis hubungan kedua pihak berdasarkan keterangan korban. Keluarga korban lalu meminta terdakwa bertanggungjawab agar menikahi korban.

Keluarga korban mengatakan akan menempuh jalur hukum jika terdakwa tidak mau bertanggungjawab. Terdakwa Jumran merasa tertekan dan dongkol karena selalu diminta tanggungjawab.

Dalam surat dakwaan, karena kondisi ekonomi, terdakwa tidak siap dan merencanakan pembunuhan karena sudah merasa buntu akibat desakan tanggungjawab untuk menikahi korban. Jumran lalu berpikir untuk membunuh korban.

Sekitar sebulan kemudian, Jumran pindah dinas dari Lanal Banjarmasin ke Lanal Balikpapan. Jumran tetap didesak agar bertanggungjawab, dan dituduh melarikan diri, serta semakin sulit dihubungi.

Jumran lantas kembali merencanakan pembunuhan karena merasa terus didesak. Dia lalu menelepon korban dan merasa dijebak karena direkam saat di kamar hotel. Jumran bertekad membunuh korban dan mencari cara menghilangkan barang bukti dan jejak pembunuhan.

Jumran sempat dilarang rekannya dan diminta bertanggungjawab menikahi korban. Namun, dia tetap berniat membunuh karena beralasan tidak mencintai korban.

Terdakwa dan korban lalu bertemu pada Sabtu (22/3). Terdakwa tiba di Banjarbaru dan menjemput korban menggunakan mobil rental. Pada hari itu, terdakwa menghabisi nyawa korban di Jalan Trans Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, dan jasadnya ditemukan warga.

Baca juga: KPK Periksa Warga Korsel Terkait Dugaan Suap Izin PLTU 2 Cirebon

Jasad korban tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor miliknya yang kemudian muncul dugaan menjadi korban kecelakaan tunggal. Namun, warga yang menemukan pertama kali justru tidak melihat tanda-tanda korban mengalami kecelakaan lalulintas.

Di bagian leher korban terdapat sejumlah luka lebam, dan kerabat korban juga menyebut ponsel milik Juwita tidak ditemukan di lokasi. (RO/RD/Dtk)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini