Bandar Narkoba di Medan Licik, Geng Motor Dijadikan Pengedar SS

60

RADARINDO.co.id – Medan : Salah seorang warga Medan Denai, Andre Mustafa Siregar menyebut, pengguna narkoba di Kota Medan peringkat nomor 1 di Indonesia. Sumber juga menuding Aparat Penegak Hukum sudah mengetahui siapa Bandar-Bandar Sabu-sabu (SS) terbesar di Medan, dan siapa pemasok barang haram tersebut.

“Sesunggunya ini adalah kejahatan besar dan nyata. Mereka berbisnis barang haram tapi sekaligus membunuh para generasi muda dan umat. Tapi kenapa polisi pura-pura tidak tahu saja,” kata sumber secara tertulis kepada RADARINDO.

Bahkan, ujarnya lagi, para sindikat jahat itu berkonspirasi dengan oknum aparat menjadikan anggota-anggota Geng Motor sebagai pengedar SS hingga ke gang-gang di rumah warga. Mereka diberi iming-iming uang dan fasilitas sepedamotor dan di backup dengan kekuatan oknum berseragam dan ormas.

Baca juga: Prabowo Diingatkan Sumut Peringkat 1 Pengguna Narkoba di Indonesia

Oleh karena itu, Presiden Prabowo agar segera membentuk Tim khusus untuk membasmi peredaran nSabu–Sabu (SS) atau narkoba di Kota Medan khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya.

“Kejahatan ini sungguh luar biasa, kalau boleh ngomong jujur ini sudah mempermalukan Kapolda Sumatera Utara dan Kapolresta Medan. Kelicikan mereka sudah melebihi batas, karena memobilisasi anak-anak pengangguran dijadikan anggota Geng Motor, kemudian menjadi pemakai dan pengedar SS,” ucapnya.

Para penjual narkoba lanjutnya, berani secara terang-terangan di pemukiman masyarakat. Disinyalir ada skenario politik untuk menghancurkan generasi muda. Sedangkan oknum aparat berseragam dan ormas diduga sudah mendapat jatah bulanan.

“Maaf ya, temasuk oknum wartawan mendapat jatah. Didepan mata saya sendiri mereka jualbeli, kalau bapak tidak percaya coba saja tanya saja sama masyarakat sini pasti mereka tahu kok. Bahkan ada beberapa oknum berseragam yang sengaja ikut menjaga-jaga pas mirip jadi backing Bandar Narkoba,” ujar sumber RADARINDO, Jumat (29/11/2024) sore.

Penjualan narkoba secara terang-terangan terjadi di hampir 51 kecamatan se-Kota Medan. Ironisnya, sepertinya tidak ada tindakan dari pihak Kepolisian untuk melakukan penangkapan terhadap bandarnya. Minimnya penindakan dari aparat penegak hukum, menunjukan gagalnya Aparat Penegak Hukum menyelamatkan generasi muda dan umat.

Melansir ucapan dari Kepala BNNP Sumut, Brigjen Pol Toga Habinsaran, pengguna narkoba di wilayahnya menduduki posisi pertama di Indonesia. “Ada 1 juta lebih (pengguna narkoba) di Sumut. Sumatera Utara ini ranking satu terbesar di Indonesia jumlah penggunanya, itu yang menjadi perhatian bapak Presiden,” ujar Toga beberapa aktu lalu seperti dilansir dari kompas.com.

Toga mengatakan, memang setiap tahunnya BNN bersama Polda Sumut banyak mengungkap banyak kasus besar, terkait penyelundupan narkoba. Baik bandar, kurir, hingga oknum aparat yang membekingi.

“Dalam satu tahun saja, menangkap puluhan orang yang membawa ratusan kilogram sabu. Itu baru BNN aja kita, belum lagi Polda, itu mungkin ratusan orang ditangkap dan berton-ton sabu atau ribuan kg sabu disita, tapi nggak abis-abis narkoba itu,” kata Toga.

Menurut Toga, pemberantasan narkoba bukan melulu penindakan di hulu persoalan, yakni pengedar narkoba saja. Hilir dari persoalan ini yaitu rehabilitasi pengguna narkoba juga wajib menjadi perhatian serius.

“Hilirnya itu korban penyalahguna, itu penting juga untuk kita rehabilitasi, diobati. Selama ini mereka kan dibiarkan saja, ini kadang-kadang menjadi persoalan dan mereka ini yang menyumbang angka kriminal. Jadi kalau mereka pulih semua, tidak pakai narkoba lagi, seberapapun masuk narkoba, nggak ada yang beli,” ungkap Toga.

Salah seorang warga lainnya kepada RADARINDO mengakui kegagalan Aparat Penegak Hukum, sekaligus runtuhnya wibawa petugas karena sarang narkoba secara terang-terangan dijual didepan umum.

Baca juga: Total 9 Korban Tewas Bencana Longsor Sibolangit Ditemukan

“Kami sebagai orangtua disini tidak tau lagi mau bilang apa. Sindikat penjualan narkoba oleh para Bandar penjual sabu-sabu (SS) terangan-terangan. Bahkan celakanya lagi, para geng motor telah dijadikan sales untuk mengedarkan barang haram,” kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Dia mengaku tidak tahu lagi bagaimana mencegah para penjual narkoba yang terangan-terangan, dan kebanyakan berkedok anggota ormas. Tapi prilaku mereka sudah sungguh jahat membunuh orang satu per satu dan menjadi manusia jahat dan nakal serta sesat karena sudah jauh dari ajaran agama.

Oleh karena itu, ia meminta agar Presiden Prabowo segera memerintahkan Kapolda Sumut, Kapolresta Medan maupun Kepala BNN Sumatera Utara, dengan tegas memberantas serta jangan membiarkan transaksi SS seperti menjual rokok.

Hingga berita ini dilansir, Kapolda Sumatera Utara dan Kapolresta Medan belum dapat dimintai keterangan. Sumatera Utara menjadi peringakat nomor 1 pengguna narkoba di Indonesia, sungguh mengenaskan. Tidak tertutup kemungkinan generasi muda dan umat yang cerdas bakal punah akibat narkoba. Serta kejahatan di Kota Medan bakal meningkat dan semakin sadis. (KRO/RD/IWAN)