Bongkar Kelingker Kapal Samudera Sakti I di Pelabuhan Belawan Timbulkan Polusi Udara

280

RADARINDO.co.id – Belawan : Kapal MV. Samudera Sakti I berbobot sekitar 30.000 ton melakukan aktifitas bongkar muatan keringkel (bahan baku semen) di dermaga 111 Pelabuhan Ujung Baru Belawan, Senin (12/09/2022).

Pantauan RADARINDO.co.id saat pembokaran muatan kapal yang datang dari Banten pada Sabtu kemarin itu, dilakukan dengan sistem cakram. Yakni bahan baku semen yang ada di dalam lambung kapal diangkat menggunakan alat cakram terbuat dari besi padu berkapasitas sekitar 5 ton, lalu dimuat ke dalam truk yang ada di dermaga melalui alat corong.

Baca Juga : Jajaran Polsek Siak Hulu Polres Kampar Laksanakan Giat Bansos, Dampak Naiknya Harga BBM Bersubsidi

Saat cakram menjatuhkan muatannya ke corong, terlihat tanpa dilengkapi pengaman apapun. Sehingga menimbulkan gumpalan debu pekat yang berterbangan sehingga mnimbulkan polusi udara.

Sumber layak dipercaya yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa kapal MV Samudera Sakti I itu membawa kelingker sebanyak 22.000 ton.

“Kapal itu membawa bahan baku semen dari Banten. Lalu dibawa ke Seruwai (Kecamatan Medan Labuhan). Disana lah diolah jadi semen”, ujar sumber yang sudah puluhan tahun di Belawan tersebut.

Ia juga menginformasikan bahwa yang menangani bongkar muat keringkel itu adalah dari UBM (Usaha Bongkar Muat) milik PT. Pelindo.

Sementara itu, pihak UBM PT. Pelindo, Zikri, yang dikonfirmasi mengenai hal pencemaran udara tersebut, dengan santai mengatakan tidak ada masalah, “kalau bongkar curah memang kek gitu kerjanya pak. Kalau debunya berterbangan kemana- mana, ya namanya ada angin. Macam mana mau ngatasi angin”, ujar Zikri didampingi Junior Officer Yahya Pane.

Baca Juga : Kelompok Silaturahmi Majelis Ekonomi Berkah Sumut Adakan Pengajian Bulanan

Disinggung ada pekerja buruh di area kapal yang setiap saat bisa menghirup udara yang tercemar abu semen tersebut, Yahya Pane mengatakan pihaknya telah menghimbau para buruh TKBM untuk menggunakan alat kelengkapan kerja (K3).

Kami sudah himbau agar para buruh itu memakai masker, topi dan sepatu saat kerja, tapi mereka gak menurutinya ya bagaimana lagi”, ujar Pane. (KRO/RD/Ganden)