RADARINDO.co.id – Medan : Hati pria mana yang tak hancur, ketika wanita yang dicintainya “babak belur” masa depannya akibat kelakukan bejad sang paman. Dimana, keperawanan pecah lantaran dirudapaksa paman sendiri.
Peristiwa tersebut terjadi di daerah Lamongan beberapa waktu silam. Kejadian terungkap saat seorang pria berinisial D menanyakan calon istrinya berinisial I apakah dirinya masih perawan atau tidak. Mendapat pertanyaan itu, I dengan polos mengakui bahwa dirinya memang sudah tak perawan.
I mengaku sudah tak perawan karena pernah diperkosa pamannya sendiri berinisial S alias U. Pemerkosaan terjadi saat I masih duduk dibangku sekolah menengah.
Baca juga: Mertua Doyan Ngintip Mantunya, “Kopi Pestisida” Ganjarannya
Mendapat jawaban tersebut, tentu saja hati D merasa hancur berkeping-keping. Namun demikian, D menerima I sebagai istrinya lantaran sudah terlanjur mencintai perempuan yang dikenalnya saat merantau di Irian Jaya itu.
Dua bulan usai melangsungkan pernikahan, ternyata pengakuan sang istri masih membekas diingatan D. Penasaran, D lantas meminta istrinya untuk menunjukkan lokasi rumah S di Dusun Podang, Desa Karangkembang, Babat.
Mengetahui rumah pemerkosa istrinya, D lalu pulang ke kampung halamannya di Desa Petak, Kecamatan Malo, Bojonegoro. Disana, D lalu mengambil sebilah celurit dan diselipkan di celananya. Mengendarai motor Yamaha Force-1, D berangkat ke rumah S dan tiba sekitar pukul 20.00 WIB.
Setelah tiba, D mengetuk pintu. Kedatangan D disambut K yang merupakan istri S. Tanpa basa-basi, D langsung menanyakan keberadaan S. “Pakdhe ada,” tanya D, yang kemudian dijawab K bahwa suaminya ada di rumah.
Mendengar ada orang yang mencarinya, S lantas keluar dari kamar dan menuju ruang tamu untuk menemui. Baru saja S menyalakan lampu, sekonyong-konyong D melayangkan celuritnya tepat di dada sebelah kiri S.
S pun mengerang lalu ambruk. Melihat suaminya terluka dan bersimbah darah, K lalu berteriak minta tolong. Anak S yang mendengar teriakan keluar. Anak S bahkan sempat memegang jok motor D saat menghidupkan motor hendak kabur.
Namun buru-buru D langsung menggeber gas dan meloloskan diri. S yang sekarat lantas dibawa ke Puskesmas Karangkembang. Namun karena luka dan kehilangan banyak darah, S akhirnya meregang nyawa.
Ditengah perjalanan, motor yang dikendarai D tiba-tiba mogok. Dihinggapi rasa gugup dan takut, motor itu kemudian ditinggalkan di dekat rumah warga berinisiak Kar.
Sedangkan celurit yang masih berlumuran darah kemudian dibersihkan dengan diusapkan ke rumput. Celurit itu lantas disimpannya lagi dan mencegat bus menuju Bojonegoro.
Setiba di Bojonegoro, D lantas menumpang ojek dan menuju rumah pamannya berinisial Kas di Desa Manukan, Kecamatan Kalitidu. Disana, ia membuang celurit ke semak-semak bambu.
Baca juga: Lima Mahasiswi Terjaring Razia Saat Open BO
Dari Bojonegoro pula, D kemudian kabur ke sejumlah daerah dan kemudian menetap di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah. Ia bahkan sempat kembali ke Jawa lalu memboyong serta istrinya ikut pelariannya selama 6 tahun.
Tempat pelarian D kemudian terendus oleh Polres Lamongan. D berhasil dibekuk anggota Sat Reskrim dan langsung dibawa ke Lamongan lewat udara. Dihadapan penyidik, D mengakui semua perbuatannya. Ia juga mengaku lega karena selama 6 tahun pelariannya selalu diliputi ketakutan ditangkap polisi. (KRO/RD/Dtk)