RADARINDO.co.id – Asahan : Massa yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemuda Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (PMPRI) Asahan, menggelar aksi unjuk rasa di kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Asahan, Jalan WR Supratman Kisaran, Selasa (17/9/2024).
Dalam aksinya, massa meminta agar aparat penegak hukum melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Dinas PMD Asahan berinisial SS dan Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Desa berinisial DP. Selain itu, massa juga mendesak SS dan DP untuk segera turun dari jabatannya.
Massa LSM PMPRI menyebut, SS dan DP merupakan “aktor” dibalik dugaan korupsi “berjamaah”. SS dan DP diduga oknum yang “memerintahkan” Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten Asahan, untuk melakukan korupsi “berjamaah”.
Baca juga: Polda Sumut Didesak Basmi Pelaku Begal di Tembung
“Kami minta Kadis dan Kabid PMD untuk segera mundur dari jabatannya karena diduga sebagai aktor untuk menggerogoti Dana Desa (DD). Dimana anggaran DD ini dibuat untuk membeli plank 3T senilai Rp3,5 juta, neon box seharga Rp15 juta, dan buku peraturan desa seharga Rp1,5 juta,” teriak Koordinator aksi, Asrul Wahyudi, dalam orasinya.
Selain itu lanjutnya, DD dianggarkan untuk kegiatan bimtek, study tiru, serta study banding. Mereka menilai, kegiatan tersebut hanya menghambur-hamburkan uang negara. SS dan DP disinyalir merupakan oknum yang memberikan perintah kepada 177 Kades untuk membuat acara yang tidak urgent. Artinya, SS dan DP adalah orang yang bertanggungjawab dalam pengelolaan Dana Desa, tegas Asrul.
Setelah melakukan orasi secara bergantian, massa akhirnya diterima Kabid Bumdes PMD Asahan, Fahmi Pandapotan. Namun, massa menolak dan hanya ingin bertemu dengan SS dan DP. Kemudian, massa membubarkan diri sembari menyerahkan dua piagam “aktor koruptor” untuk SS dan DP.
Usai melakukan aksi di kantor Dinas PMD Asahan, massa bergerak menuju kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Asahan. Massa mendesak pihak Kejari Asahan segera memanggil serta memeriksa Kadis PMD, Kabid PMD dan 177 Kades.
“Kami minta Kajari Asahan untuk segera memanggil serta memeriksa Kadis PMD dan Kabid Pemberdayaan Desa. Karena merekalah aktor yang menyuruh seluruh Kades untuk membeli plank 3T, neon box, dan buku Perdes,” ujar Satriawan Siregar dalam orasinya.
Setelah beberapa saat berorasi didepan kantor Kejari Asahan, massa akhirnya diterima Kasi Intel, H Manurung SH didampingi Kasi Datun, Abiem Faizan SH. Menanggapi aksi tersebut, pihak Kejari Asahan meminta DPC LSM PMPRI membuat laporan secara resmi terkait dugaan korupsi “berjamaah” itu.
“Kami anjurkan rekan -rekan LSM PMPRI Asahan untuk melaporkan langsung secara resmi ke PTSP Kejari Asahan. Setelah laporan masuk, kami dari akan segera melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terkait laporan ini,” tegas H Manurung.
Saran tersebut langsung direspon Ketua DPC LSM PMPRI Asahan, Hendra Syahputra SP, dengan membuat laporan secara resmi ke bagian PTSP Kejari Asahan, atas dugaan korupsi Dana Desa.
Baca juga: Pelajar SMK Ngaku Dipaksa Oknum Guru VC Mesum
Selanjutnya, massa kembali bergerak menuju kantor Bupati Asahan di Jalan Jenderal Ahmad Yanni Kisaran. Ironisnya, tidak ada satupun pejabat di kantor Bupati Asahan yang menyambut kedatangan mereka. Hal itu membuat massa geram hingga melakukan aksi pecah kepala didepan kantor Bupati Asahan.
“Kami siap menumpahkan darah, bahkan bila perlu, nyawa pun kami korbankan demi menegakkan kebenaran dan keadilan melawan koruptor di Kabupaten Asahan ini,” teriak Satriawan Siregar sembari memecahkan gelas ke kepalanya.
Akibat aksi ekstrim yang dilakukan Sekretaris PMPRI Asahan itu, darah segar tumpah bercucuran ketanah, hingga ditampung sejumlah rekan seperjuangannya. Darah tersebut kemudian dijadikan sebagai tinta untuk menulis tagar “Save Dana Desa”, diatas selembar kain putih panjang.
Aksi ekstrim Satriawan Siregar tersebut mengakhiri aksi unjuk rasa massa LSM PMPRI dengan membubarkan diri. Sebelum bubar, mereka mengancam akan menggelar aksi serupa dengan massa yang lebih banyak lagi. (KRO/RD/NNT)