RADARINDO.co.id – Jakarta : Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya, akhirnya turun menangani kasus dugaan pungutan liar (pungli) oknum anggota Polisi terhadap seorang warga wajib pajak.
Kasus tersebut mencuat setelah video warga mengaku hampir menjadi korban aksi pungutan liar oleh oknum anggota polisi saat mengurus pajak kendaraan di Samsat Bekasi. Video tersebut beredar di media sosial dan viral.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Tersangka Penista Agama
Dalam video yang beredar, pria itu mengaku ditawari biaya sebesar Rp550 ribu oleh oknum anggota Polisi agar urusan pajak kenderaannya bisa cepat selesai.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, anggota yang diduga melakukan aksi pungli itu telah diperiksa Bidang Propam. “Saat ini, yang bersangkutan sudah tidak berdinas lagi di bagian pelayanan lalulintas dan sedang menjalani proses oleh Bid Propam, jadi ini akan ditangani. (Terduga) Aipda P,” kata Ade Ary, mengutip cnnindonesia, Jum’at (13/9/2024).
Ade menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus dugaan pungli tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. “Akan ditangani sesuai SOP dan berdasarkan fakta dan secara proporsional. Komitmen bapak Kapolda Metro Jaya pada tim audit internal yaitu Propam itu untuk memproses kasus itu sesuai dengan fakta dan SOP yang berlaku,” tegasnya.
Sebelumnya, sebuah video yang menayangkan seorang pria mengaku ditawari anggota polisi di dalam loket Samsat untuk mempercepat pengurusan surat-surat pajak kendaraan dengan imbalan sejumlah uang, beredar di medsos.
Baca juga: Tahanan Tewas Dalam Sel, Kapolres dan Kasat Reskrim Bakal Diperiksa Propam
Pria tersebut mengaku ingin mengurus Bea Balik Nama (BBN) perpanjangan pajak. Setelah semua urusan dokumen kenderaan miliknya selesai, tiba-tiba datang seorang oknum anggota Polisi menawarkan jasa untuk membantunya dengan syarat menyerahkan uang senilai Rp500 ribu.
Tetapi, pria tersebut menolak tawaran oknum anggota Polisi itu dengan alasan bisa mengurus sendiri. Videonya sempat beredar dan menuai banyak kecaman dari warganet. (KRO/RD/CNN)