Hotman Paris Bantu Keluarga Santri yang Tewas di Ponpes

33

RADARINDO.co.id – Jakarta : Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea memberikan bantuan hukum kepada orangtua santri berinisial AH (13) yang meninggal di suatu pondok pesantren di Kabupaten Tebo, Jambi. Kedua orang tua korban menemui Hotman ke kedai Kopi Joni di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Baca juga : Sat Brimob Poldasu Amankan Pelaku Penganiaya Anggota Polri

“Tim Hotman 911 memberikan bantuan hukum! Anakya meninggal di Pesantren Jambi! Datang temui Hotman 911 di Kopi Joni,” tulis Hotman dalam video yang dibagikan di Instagramnya @hotmanparisofficial, Sabtu (16/3/2024), seperti dilansir dari cnnindonesia.

Dalam video itu, Hotman menyampaikan lima hari setelah korban meninggal dunia dilakukan penggalian kubur dan autopsi terhadapnya. Proses penggalian kubur dan autopsi itu dihadiri langsung oleh penyidik dari aparat kepolisian setempat. Hasil dari proses tersebut menunjukkan kematian korban disebabkan oleh benda tumpul. “Sementara pihak pesantren mengatakan karena apa? Kesengat listrik,” sebutnya.

Baca juga : Kunker ke Palas, Jokowi Berikan Bantuan Pangan CBP

Pada unggahan sebelumnya, ayah AH menerima jenazah anaknya dari ponpes. Ia melihat sejumlah luka di sekujur tubuh anaknya.

“Saya membawa jenazah anak saya ke RSUD Sultan Thaha Syaifudin untuk dilakukan visum, pada saat dilakukan visum saya mendampingi dan melihat jenazah anak saya tersebut terdapat luka pada bagian bibir dan mengeluarkan darah dari mulut,” tulis surat yang dibagikan Hotman.

Tak hanya itu lanjutnya, di siku tangan kanan juga terdapat luka. Kemudian terdapat luka melepuh di bagian jari tangan serta kaki. “Setelah dimiringkan badan jenazah kemudian mengeluarkan air seni,” imbuhnya.

Hotman lantas meminta Kapolda dan Propam Polda Jambi untuk turun tangan langsung menyelidiki kasus tersebut.

Sebelum meninggal, pada hari korban sempat menelepon orangtuanya mengaku akan memberikan kejutan.
Melalui sambungan telepon AH tidak menceritakan ada masalah di ponpes. Orang tua pun tak menaruh curiga. Namun, pada malam harinya sang ayah diberitahu tetangganya melalui telepon kalau ada santri yang meninggal dunia.

Ayah korban pun terkejut mencari tahu dengan menghubungi guru korban, namun berulang kali teleponnya tidak diangkat. Tak lama, guru korban menelepon memberi kabar bahwa anaknya meninggal dunia di loteng gedung pesantren. (KRO/RD/CNN)