RADARINDO.co.id : Bagi umat Islam, bulan Muharram memiliki keistimewaan. Peringatan 1 Muharram di negeri diperingati secara nasional, dimana setiap 1 Muharram ditetapkan sebagai hari libur nasional ditentukan dengan tanggal merah pada kalender.
Berbagai perayaan dan keramaian diadakan dalam menyambut 1 Muharram atau yang lebih dikenal dengan tahun baru Islam. Berbagai perlombaan yang bernuansa Islami digelar dalam menyambut pergantian tahun Hijiriah. Yang paling semarak dilaksanakan di negeri ini adalah pawai obor.
Baca juga : KPK Dalami Kasus Jual Beli Lahan HGU untuk PTPN XI
Bulan Muharram adalah salah satu bulan istimewa karena termasuk salah satu bulan al-asyhur al-hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan, selain Dzulhijjah, Rajab, dan Dzulqaidah. Dimana dalam bulan Muharram merupakan salah satu bulan dilarang melakukan peperangan.
Keutamaan Muharram tercantum dalan Al-Quran Surat At-Taubah ayat 36. Bulan ini merupakan salah satu bulan yang mulia.
“Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Surat At-Taubah ayat 36).
Selain dalam firman Allah SWT, keutamaan bulan Muharram juga disebut Rasulullah SAW dalam hadis shahih yang artinya, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram” (HR Muslim).
Dalam hadits lain juga disebutkan yang artinya “Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?’ Nabi menjawab, ‘Puasa di bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram” (HR Ibnu Majah).
Oleh karena itu ada beberapa amalan dianjurkan selama bulan Muharam diantaranya puasa tasua dan asyura. Puasa Asyura ialah ibadah yang dijalankan pada 10 Muharram, sebelum ibadah puasa tersebut, dianjurkan memulai dengan puasa Tasua 9 Muharram.
Kemudian sedekah. Sedekah merupakan amalan yang sangat baik, apalagi dilaksanakan pada bulan Muharram, karena Muharram dikenal juga sebagai bulannya “bersedekah” karena pada saat bulan Muharram semua amalan kebaikan diberi pahala yang berlipat.
Adapun larangan atau anjuran yang sebaiknya tidak dilakukan saat Muharram antara lain melakukan maksiat. Berbuat maksiat sangat dilarang bagi umat Muslim, dan pada bulan Muharram lebih ditekankan lagi larangan melakukan maksiat.
Pada bulan Muharram perbuatan maksiat akan dikenakan balasan berlipat. Maksiat di sini dapat berupa meninggalkan sholat, memakan uang haram, berzina, mengkonsumsi makanan tidak halal, mabuk-mabukan, dan perbuatan maksiat lainnya.
Baca juga : Bupati Samosir Dampingi Menparekraf Kunker ke Desa Wisata Hariara Pohan
Selain itu melakukan bidah. Sekelompok orang memperingati Hari Karbala yang terjadi saat Muharram dengan cara melukai dirinya sendiri. Hal ini termasuk bidah dan tidak diperbolehkan karena tidak terdapat anjuran menyakiti diri sendiri dalam Alquran dan hadits
Kemudian berperang dan membunuh. Pada Muharram, dilarang untuk berperang. Peperangan bukan hanya mengangkat senjata, membunuh, dan memerangi orang zalim melainkan berperang dapat diartikan berselisih. Oleh sebab itu, jauhilah perselisihan dengan orang lain terutama di bulan haram. (KRO/RD/TRB)