RADARINDO.co.id – Medan : Ketua Umum (Ketum) Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia, NR Icang Rahardian SH MH, mengkritik soal kinerja Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang saat ini dinilai “mengenaskan”.
Pengamat dan Praktisi Pertelevisian itu menyebut, ditengah “kepungan” atau persaingan maraknya TV swasta, pengelolaan manajemen TVRI seakan mengabaikan profit. Padahal lanjut Icang, profit merupakan kunci utama keberlangsungan TVRI.
Baca juga: Tingkatkan Kesadaran WP, Bapenda Batu Bara Tertibkan Pajak Daerah
Icang mengatakan bahwa stasiun penayangan yang diharapkan menjadi andalan pemerintah itu, justru seperti kehilangan peran, tersisih di saat berlangsungnya hajat besar pemerintah.
“Lihatlah, debat-debat Pilkada ramai di TV swasta. Tapi, tidak ada satu debat pun yang berlangsung di TVRI. Pilkada ini hajat pemerintah. Lalu dimana peran TVRI sebagai lembaga andalan pemerintah?,” tukas Icang Rahardian, Senin (18/11/2024).
Menurut Icang, sudah saatnya TVRI dikelola oleh orang-orang professional yang mau berfikir profit untuk keberlanjutan profesionalisme TVRI. Dalam amatan Icang, berulangkali pergantian Direktur Utama (Dirut), hasilnya masih seperti diam ditempat.
“TVRI itu harus dikelola oleh orang lapangan. Bukan orang yang cuma duduk sebatas dengan Direksi. Tapi yang mau turun kebawah sehingga mengetahui celah kekurangan operasional di TVRI,” ucap pria yang juga berprofesi sebagai praktisi hukum itu.
Icang berkisah, ada sesuatu hal yang sempat mengejutkannya. Dalam sebuah acara, dirinya sempat bertemu dengan kru liputan TVRI. Saat itu, Icang melihat kru TVRI tersebut melakukan liputan dengan terburu-buru.
Didorong oleh rasa ingin tahu, Icang kemudian bertanya apa alasan si kru TVRI tersebut sangat terburu-buru saat meliput. Betapa tercengangnya Icang mendengar jawaban si kru tersebut.
Pasalnya, kru TVRI itu mengaku kalau kamera yang dibawanya untuk meliput, sudah ditunggu di kantor untuk dipakai kru lainnya. “Ini kameranya sudah ditunggu di kantor. Mau dipakai lagi oleh kru yang lain,” ucap Icang menirukan jawaban kru itu.
Miris sekali, lembaga penyiaran dengan embel-embel Republik Indonesia itu, harus menggunakan kamera secara bergantian. Padahal menurutnya, TVRI memiliki potensi besar jika dikelola secara profesional.
“Betapa tidak, TVRI punya semua yang dibutuhkan. TVRI punya negara, masa kalah sama swasta?. Sampai-sampai satu kamera harus dipakai secara bergantian,” ketusnya.
Baca juga: Rugikan Negara Rp1,5 Miliar, Eks Bendahara PUPR Nisel Ditahan Kejaksaan
Jika dikelola dengan profesional lanjut Icang, TVRI sangat bisa untuk tidak hanya mengandalkan APBN dalam menjalankan operasionalnya. “Banyak peluang bagi TVRI kerjasama dengan luar. Bahkan, setiap departemen diharuskan ada wartawan TVRI,” katanya.
Icang menyebut, jika dirinya bisa menjadi Dirut TVRI, maka ditargetkan dalam masa dua tahun, TVRI diyakini mampu mandiri. “Kalau boleh berandai-andai, jika saya yang jadi Dirut TVRI, target dua tahun saja mengandalkan APBN untuk biaya operasional. Setelahnya, TVRI akan mampu mandiri,” ucapnya becanda. (KRO/RD/IWOI)