RADARINDO.co.id Medan: Tutur katanya yang santun dengan suara lemah lembut. Bahkan senyum bibirnya selalu lepas kepada semua lawan bicaranya.
Sangat menghargai pendapat orang lain, meski terkadang itu dianggap tidak tepat. Tapi memang demikian lah kepribadian yang dimiliki Ketua Umum Pengurus Besar Joko Tingkir Indonesia (PBJTI) Sukirmanto SH (Almarhum).
Baca juga : BAHU Nasdem Medan Bersama YLBH CBI-1201 Beri Bantuan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Korban Intimidasi
Dua puluh tujuh tahun silam tepatnya tahun 1995. Saya berkenalan dengan beliau (Sukirmanto SH-Red), ketika itu sedang aktif bertugas sebagai intelijen Kodim Lapangan Benteng Medan, Sumatera Utara.
“Dalam masa perkenalan kami banyak membicarakan untuk membentuk Paguyuban suku Jawa yang ada di Sumatera Utara. Artinya suara Wong Jowo harus disatukan, perlu dibentuk wadah,” ujar Sampurno Wirawan S.Sos yang sempat menjabat sebagai Bendahara Umum PBJTI, sembari mengenang.
Namun, ujar pria pensiunan BUMN Perkebunan. Tapi kami belum tahu apa nama Paguyuban yang tepat untuk dibentuk.
“Banyak tokoh -tokoh Jawa pada saat itu yang sudah mendukung. Tapi tidak semua bisa memulai. Kami tahu visi dan misinya, namun sulit diutarakan. Apalagi tahun 1995 an belum seperti era Milinial seperti saat ini,” tuturnya pada KORAN RADAR GROUP, Selasa (20/09/2022).
Kesibukan tugas Almarhum Sukirmanto SH, dimana saat ini beliau sebagai salah satu Staf Pangdam I/BB. Rencana pembentukan itu sempat tertunda.
Sampai akhirnya, pendiri Joko Tingkir yang sudah memiliki sayap organisasi bernama Sekar Mirah dan Koperasi, denganya sempat putus kontak.
“Karena saya bertugas di Asahan dan beliau di Medan. Kami putus kontak sementara pada saat ini,” paparnya dengan nada sedih.
Beberapa tahun kemudian, saya mendengar Paguyuban Joko Tingkir sudah terbentuk. Artinya sudah lahir wadah atau ormas suku Jawa bernama Joko Tingkir”, utaranya.
Saya sempat mendengar bahwa untuk mendirikan Paguyuban Joko Tingkir, Ketum Pengurus Besar Joko Tingkir Indonesia, Sukirmanto SH, sempat menjalani puasa Senin dan Kamis.
“Ya betul. Ketum waktu itu puasa Senin Kamis untuk mencari nama Paguyuban Jawa. Ternya nama Joko Tingkir adalah menjadi pilihan setelah mendapat petunjuk sholat malam,” ungkapnya.
Cita-cita beliau mendirikan Joko Tingkir untuk menyatukan suku Jawa yang berada di perantauan, khususnya di Sumatera Utara.
Mengingat suku Jawa di Sumatera yang terkenal sikap lemah lembut, ramah dan mudah beradabtasi dengan komunitas lainya. Bahkan saja mengalah untuk menang.
Awalnya etnis suku Jawa datang dari Pulau Jawa menginjakan kakinya ke Sumatera atau lebih dikenal di tanah Deli, banyak sebagai pekerja atau buruh.
Makanya, ketika zaman penjajahan Belanda ada istilah “Jawa KPT” atau Jawa Kontrak Pitong Tahon (Jawa kontrak tujuh tahun-Red).
Para transmigran Jawa datang ke tanah Deli oleh Pemerintah Belanda dijadikan sebagai buruh kontrak di perkebunan sawit, karet, tembakau dan lain-lain.
Seiring perjalanan waktu, jumlah komunitas Jawa terus berkembang mulai kota Medan, Langkat, Deliserdang, Simalungun, Asahan atau Batubara, sampai ke Labuhantu bahkan ke Riau dan Aceh.
Sebagai anggota TNI AD pada saat itu, beliau tahu persis bagaimana nasib suku Jawa yang dikenal sebagai minoritas.
Baca juga : Setiap Malam Terjadi Tawuran, Warga “Serbu” Kantor Camat Medan Belawan
“Penjajah Belanja itu paling senang memakai tenaga kerja orang Jawa karena muda diatur dan jarang melawan. Maka ada istilah orang Jawa itu Engge, atau penurut”, ujar Sampurno meniruhkan ucapan pendiri Joko Tingkir beberapa tahun lalu.
“Sebab suku Jawa kerap mendapatkan intimidasi dan disepelehkan oleh komunitas lain dengan istilah Jawa Engge. Yang terkesan suku Jawa itu seolah-olah suku yang sering mengalah. Padahal orang Jawa itu bukan pengecut bahkan pemberani,” tandasnya.
Satu hal lagi yang patut ditiruh,
Almarhum Ketum PBJTI tidak ingin ada perpecahan antar suku apalagi agama, sebab ketika bangsa Indonesia dijajah oleh penjajah semua rakyat Indonesia merasakan derita pahit getirnya atas perlakuan penjajah terhadap para pribumi di tanah air. BERSAMBUNG EDISI BERIKUTNYA…. (KRO/RO/TIM)