RADARINDO.co.id – Sragen : Sebuah video yang memperlihatkan aksi tak terpuji rombongan pengendara motor gede (moge) menerobos lampu merah di perempatan RSUD Sragen, viral di medsos.
Dalam rekaman yang diunggah akun Instagram @infojabodetabek24_, Jum’at (09/5/2025) itu, memperlihatkan sejumlah pengendara moge melintasi perempatan saat lampu lalulintas masih merah dengan pengawalan dari pihak Kepolisian.
Baca juga: Rampas Pajero, Lima Debt Collector Ditahan Polisi
Kasat Lantas Polres Sragen, Iptu Kukuh Tirto Satrio Leksono, menyebut bahwa konvoi tersebut tidak dikawal oleh personel Satlantas Sragen.
“Kami sudah mencari tahu, karena itu kan menggunakan Moge BMW 1200. Nah, Sragen tidak punya kenderaan itu. Kami hanya mempunyai Yamaha Diversion,” ujar Kukuh, mengutip kompas, Sabtu (10/5/2025).
Dari hasil penelusuran identifikasi plat nomor, diketahui bahwa petugas pengawalan tersebut berasal dari luar wilayah Sragen. Video tersebut menyulut komentar netizen yang menyudutkan para pengendara moge. Sebagian menilai pengendara moge bertindak arogan dan tak taat aturan.
Sementara, Training Director Safety Defensive Consultant, Sony Susmana mengungkapkan, fungsi dari pengawalan adalah memberikan keamanan dan kelancaran.
Kedua hal tersebut tidak hanya untuk rombongan tetapi juga lingkungan. “Pengawalan bukan berarti harus memberikan prioritas saja, tapi juga mematuhi rambu-rambu yang berlaku,” ujar Sony.
Pasalnya menurut Sony, yang dikawal juga memiliki kelas berbeda, sehingga aparat harus paham positif dan negatifnya dalam menggunakan hak diskresi.
“Hak diskresi ini sejatinya digunakan oleh aparat untuk kepentingan yang emergency saja, sehingga tidak menimbulkan polemik di masyarakat dan juga penting memberikan edukasi bagi yang dikawal,” katanya.
Baca juga: Olah TKP Tahanan Kabur, Polisi Diserang Narapidana
Jika mengacu pada video tersebut lanjutnya, maka pengawalan dinilai terlalu memaksakan, tidak aman dan rawan terjadi tabrakan.
“Terutama dipersimpangan yang merupakan titik temu bermacam-macam kenderaan. Penutupan jalur harus dilakukan secara bekerjasama antara aparat baik yang di motor maupun yang di lapangan. Hal ini tidak mudah karena tidak semua pengendara paham,” ucapnya. (KRO/RD/Komp)